Sumbangan Mesir terhadap perkembangan Islam

A. Kondisi Geografis Mesir

Mesir adalaha Negara yang Secara geografis terletak di tepi laut merah dan laut mediterania. Teletak di Afrika Utara yang berbatasan langsung dengan Sinai di Asia dan berada paling timur dari negara Afrika Utara lainnya yang mana paling dekat dengan Asia. Di sebelah utara mesir adalah laut tengah, di seberang barat berbatasan dengan Libya, di selatan berbatasan dengan Sudan dan di sebelah timur adalah laut merah. Secara astronomis Mesir sendiri terletak di antara 250 BT- 360 BT dan di antara 220 LU- 320 LU.
Adapun batasnya sendiri ialah Sebelah Utara Mesir berbatasan dengan laut tengah, sebelah timur mesir berbatasan dengan jalur gaza, israel dan laut tengah, di sebelah selatan mesir berbatasan dengan Libya.
Berbicara dengan Iklim, mesir mempunyai dua Iklim yaitu Panas dan sangat panas,hehe maksutnya Berdasarkan letak lintangnya, sebagian besar wilayah di mesir berada pada daerah subtropis. Dengan demikian, tipe iklim di mesir adalah subtropis arid/kering. Musim panas di mesir terjadi pada bulan mei- oktober dengan suhu rata-rata 130C pada siang hari dan 150 C pada malam hari. Musim dingin terjadi pada bulan november- april dengan suhu berkisar antara 110C- 180C.
Luas negara Mesir adalah 997.739 km2 adapun jumlah penduduk mesir merupakan merupakan negara Arab paling banyak penduduknya sekitar 83 juta orang. Hampir seluruh populasi terpusat di sepanjang Sungai Nil, terutama Iskandariyah dan Kairo, dan sepanjang Delta Nil dan dekat Terusan Suez. Hampir 90% dari populasinya adalah pemeluk Islam dan sisanya Kristen.


B. Masuknya islam di Mesir

        Mesir adalah salah-satu kawasan yang berada di Afrika Utara.Afrika Utara merupakan daerah yang sangat penting bagi penyebaran agama Islam di daratan Eropa. Ia menjadi pintu gerbang masuknya Islam ke wilayah yang selama berabad-abad berada di bawah kekuasaan Kristen sekaligus “benteng pertahanan” Islam untuk wilayah tersebut. Adapun Islam menyentuh wilayah Mesir pada 628 Masehi. Ketika itu Rasulullah mengirim surat pada Gubernur Mukaukis yang berada di bawah kekuasaan Romawi-mengajak masuk Islam. Rasul bahkan menikahi gadis Mesir, Maria. Adapun masuknya Islam di wilayah Afrika Utara pada saat daerah itu berada di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi, sebuah imperium yang amat luas yang melingkupi beberapa Negara dan berjenis-jenis bangsa manusia.
         Masuknya Islam kewilayah Mesir yang termasuk wilayah Afrika Utara terjadi dalam beberapa tahapan dan dibawah kepemimpinan yang berbeda pula. Untuk membantu mempermudah klasifikasikan ada beberapa dekade ke pemimpinan, yaitu:
        Pertama, kekhalifahan Umar Ibn al-Khathab. Pada tahun 40 M ‘Amru Ibn Al-Ash berhasil memasuki Mesir, setelah sebelumnya mendapat ijin bersyarat dari khalifah ‘Umar untuk menaklukkan daerah itu.
            Kedua, pada masa kekhalifahan Utsman Ibn Affan. Pada masa ini penaklukan Islam sudah meluas sampai ke Barqah dan Tripoli. Penaklukan atas kedua kota itu dimaksudkan untuk menjaga keamanan daerah Mesir. Penaklukan ini tidak bertahan lama, karena gubernur-gubernur Romawi menduduki kembali wilayah-wilayah yang telah ditinggalkan itu.
       Ketiga, pada masa Mu’awiyah ibn Abi Sufyan, khalifah pertama daulah Bani Umayyah. Yang dipimpin oleh ‘Uqbah ibn Nafi’ al-Fihri (W. 683 M), yang telah menetap di Barqah sejak daerah itu ditaklukkan. Usaha ini berhasil karena kegigihan dan didukung oleh penduduk asli yang telah miminta pertolangan kaum muslimin atas kekejaman imperium Romawi.
        Pada masa Umar Bin Khattab, Mesir dalam penjajahan bangsa Romawi Timur. dan yang menjadi gubernur Mesir pada saat itu ialah Mauqauqis. Pada saat itu bangsa Mesir sangat menderita karena pejajahan yang tidak kenal belas kasihan. Oleh karena itu Amr Bin Ash selaku panglima perang mengusulkan kepada khalifah Umar Bin Khattab untuk membebaskan Mesir dari penjajahan romawi. Usul ini diterima dan pasukan islam yang membawa 4000 orang siap membebaskan Mesir. Dan sebelum peperangan dimulai, Amr Bin Ash yang diutus oleh umar, menawarkan tiga pilihan kepada penguasa Mesir, yaitu: masuk islam atau m jizyah yaitu diperangi. Kedua tawaran pertama ditolak, maka terjadialah perang. Pasukan yang Amr pimpin ini memasuki daerah mesir melalui padang pasir terus memasuki kota kecil bernama Al-arisy. dengan mudah pasukan islam memasuki kota itu. Dari situ pasukan islam memasuki kota Al-farma. Dikota ini pasukan islam mendapat perlawanan. Amr Bin Ash memerintahkan untuk mengepung kota ini dan setelah satu bulan kota ini berhasil direbut. Amr bin Ash kemudian menjadi amir (gubernur) di sana (632-660) dan menjadikan kota Fustat (dekat Cairo) sebagai ibukotanya.

Pada masa selanjutnya, yang memerintah Mesir berturut-turut adalah :
1. Dinasti ‘Umayah
2. Dinasti ‘Abbasiyah
3. Dinasti Tulun (868-905)
4. Dinasti Ikhsyd (935-969),
5. Dinasti Fatimiyah (909-1171),
6. Dinasti Ayubiyah (117-1250) yang ditandai dengan Perang Salib (1096 1273)
7. Dinasti Mamluk (1250-1517) dan
8. Pada masa sesudahnya Mesir menjadi bagian Kerajaan Usmani Turki (Ottoman).

    Pada rentetan silih bergantinya pemerintahan di Mesir telah tercatat sejumlah sumbangannya dalam bidang perluasan Islam dan peraturan politik bagi perjuangan umat Islam, antara lain:

Ø Pada masa pemerintahan Anbasah bin Ishak dari Bani Abbas yang mendirikan Benteng Dimyat dan Tinis untuk mempertahankan Mesir dan daerah-daerah Islam dari serangan Bizantium

Ø Pada masa pemerintahan Nasir Muhammad bin Qalawun dari Dinasti Mamluk pengaruh kekuasaan Mesir telah meluas ke Afrika Utara, Irak, Asia Kecil, dan Madinah; dan Suatu pengaruh besar yang dimainkan oleh Mesir ketika Salahuddin Yusuf al-Ayyubi memimpin perlawanan Cairo yang dilintasi Sungai Nil dalam Perang Salib yang diawali oleh Kristen Eropa karena kekhawatiran mereka akan penaklukan Islam ke Eropa. Pada saat itu Islam telah menguasai Asia Kecil, pintu gerbang untuk memasuki Constantinopel (Istanbul).

Ø Dibawah sultan Solauddin al-Ayyubi bangsa Mesir dan kaum muslimin berhasil memerdekakan Palestina dari cengkeraman pasukan salib yang telah berkuasa 90 tahun dalam perang Hittin.

Ø Pada masa dinasti Fatimiyah berdirinya universitas islam terbesar dan tertua didunia.juga didirikannya masjid al-Azhar dibangun pada tahun 972 M berlokasi di El Hussein Square. Kemudian ada masjid Al-Hakim didirikan pada tahun 990 dan selesai pada tahun 1013.

Ø Masjid Jami’ dibangun pada tahun 876 M dan rampung pada 879 M masjid ini terletak di kaki bukit Jabal Yashkur. Peninggalan dinasti Tuluniyah yang bersumbangsih besar bagi kehidupan masyarakat mesir ketika itu adalah sistem saluran air ( Qnathir Ahman Bin Thulu). Warisan lain dari dinasti tuluniyah adalah Al-Maristan atau Al-Bimaristan yang merupakan sebuah bangunan yang berfungsi sebagai klinik atau balai pengobatan umum bagi masyarakat (nonmiliter dan budak) yang sakit. Yang terakhir ada masjid Agung Ibn Tulun bangunan ini menjadi masjid ketiga terbesar didunia terdapat kaligrafi kuno abad ke-9 yang menghiasi dindingnya.

C. Mesir era modern

Abad modern (1805-1917) dimulai dengan pemerintahan Muhammad Ali Pasya. Adalah masa kekuasaan Muhammad Ali—berserta cucunya (monarchi Ia digantikan oleh putra sepupu Sa’id Pasya, yakni Isma’il Pasya (1863-1879).

D. Tumbuhnya semangat Nasionalisme di Mesir
Benih nasionalisme muncul semenjak Mesir berada di bawah kekuasaan Ottoman, kemunculan ini di dorong oleh penderitaan yang masyarakat rasakan, hingga akhirnya mereka menyadari dan menyatakan baik rasa nasional mereka maupun dendam terhadap negara-negara besar Eropa yang kemudian menguasai negara-negara mereka. Selain itu, kebangkitan semanagat nasionalisme juga didukung oleh berbagai faktor, diantaranya :
• Pengaruh Revolusi Prancis,dan semakin dirasakan dengan didirikannya pabrik kertas di Cairo .
• Kebangkitan kebudayaan Arab
• Renaissaince bangsa Mesir, ditandai dengan kemajuan sastra pada masa pemerintahan Ismail (1863-1879) yang didukung oleh perkembangan sekolah-sekolah dan keinginan untuk menjadikan Mesir sebagai bagian dari Eropa. Namun keinginan ini tidak berjalan begitu saja karena banyak yang menentang diantaranya “Jamaluddin al-Afghani” yang menyuarakan perlawanan kepada kekuatan asing dan pemerintahan Ismail dalam mempertahankan hak-hak bangsa Mesir .
• Kemunculan syair-syair yang bernuasa nasionalisme, dll .

Setelah Mesir menjadi salah satu bagian Islam, Mesir tumbuh dengan mengambil peranan yang sangat sentral sebagaimana peran-peran sejarah kemanusiaan yang dilakoninya pada masa yang lalu, misalnya :

a. Menjadi sentral pengembangan Islam di wilayah Afrika, bahkan menjadi batu loncatan pengembangan Islam di Eropa lewat selat Gibraltar (Aljazair dan Tunisia).
b. Menjadi kekuatan Islam di Afrika, kekuatan militer dan ekonomi .
c. Pengembangan Islam di Mesir merupakan napak tilas terhadap sejarah Islam pada masa Nabi Musa yang mempunyai peranan penting dalam sejarah kenabian.
d. Menjadi wilayah penentu dalam pergulatan perpolitikan umat Islam, termasuk di dalamnya adalah peralihan kekuasaan dari Khulafaur Rasyidin kepada Daulat Bani Umaiyah dengan tergusurnya Ali Bin Abi Thalib dalam peristiwa “Majlis Tahkim”.
Bagaimanapun Mesir adalah sebuah tempat yang sarat dengan peran politik dan kesejarahan. Bagaimana tidak, nampaknya Mesir dilahirkan untuk selalu dapat berperan dan memberikan sumbangan terhadap perjalanan sejarah Islam itu sendiri. Dari segi ekonomi dan politik, ia memberikan sumbangan yang cukup besar terutama sektor perdagangan dan pelabuhan Iskandariyah yang memang sejak kerajaan Romawi Timur merupakan pelabuhan yang ramai. Sedangkan dari segi pembangunan hukum Islam, Mesir merupakan daerah yang ikut melahirkan bentuk dan aliran hukum Islam terutama dengan kehadiran Imam Syafi’i, yang hukum-hukumnya sangat kita kenal.
Setelah kehancuran kerajaan Islam di Bagdad, Mesir tampil dengan format perpolitikan yang baru, yang berkembang bersama kerajaan Daulat Fatimiyah. Kerajaan Daulat Bani Fathimiyah adalah salah satu dari tiga kerajaan besar Islam, yaitu Daulat Safawiyah di Parsi dan Kerajaan Moghul di India, pasca kejayaan Islam pada masa Daulat Bani Abasiyah di Bagdad dan Bani Umaiyah di Spanyol. Kehadiran Mesir bersama Daulat Bani Fathimiyah yang didirikan oleh aliran/sekte Syi’ah (kerajaan Syi’ah) telah memberikan isyarat adanya kekuatan Islam di saat Islam mengalami kemunduran. Statemen tersebut bukanlah sebuah apologi, karena bukti-bukti eksistensi kerajaan tersebut sampai saat ini masih dapat kita jumpai, misalnya berdirinya Universitas Al-Azhar yang didirikan oleh Nizamul Mulk sebagai pusat kajian keilmuan Islam.


#egypt #cairo #travel #egyptian #photography #dubai #history #thisisegypt #art #photooftheday #lebanon #redsea #ancientegypt #africa #instagram #islam #uae #egyptology #pyramids #hurghada #alexandria  #explore #turkey #alexander  #cairoegypt #sharmelsheikh

No comments:

Post a Comment